-->

Saturday, July 15, 2017

Selalu di Dalam Pikiran

Ketika bahagia datang,  aku menamainya sukma.
Ketika dia menjadi duka,  aku menyebutnya lara.
Karena dia telah berubah.
Dia seperti apa yang hatinya inginkan.
Dan,  tak satu pun menjadi benar selain dia.

Akan ku biarkan,  duduk di sini dan memandangnya dari kejauhan sudah cukup bagiku.
Isi hati seperti itu tidak perlu untuk dipersoalkan.
Mungkin saja hanya sampai di tempat ini aku berjodoh,  berjodoh dengan tempat ini.

Benar itu dia.
Jika saja kemampuan kita sama dalam mengetahui isi hati.
Mungkin tidak akan pernah ada terlalu cepat atau terlambat.
Mungkin tidak akan pernah ada habisnya perbedaan,  tapi begitu juga dengan keindahnya.

Jiwa memang tidak akan kehabisan waktu untuk bertua jiwa,  namun raga punya batas,  tua.
Sesering apa pun aku dan kamu mengganti sebutan itu dengan yang baru,  habis juga ia digerus waktu.
Yang jadi berbeda,  memikirkanmu akan terus bertambah,  meskipun nanti terpisahkan oleh batas.

Nyaris tiada berbeda,  haus lalu mati,  atau haus dan  meminum sari kehidupan dan lalu mati kemudian.
Tak ada beda,  isi hati tetap berada ditempatnya.
Meski raga dibawah langit yang sama.
Perjalanan hidup tidak ditulis demikian parah sedihnya.
Di antara banyak kata yang pernah dituliskan,  di sana masih ada kata rindu.

#citra_autisimo

No comments:

Post a Comment

Silahkan ketik komentar, kritik, atau saran anda di sini...

Arsip

addThis

addThis