Hanya tentang hidupku yang malang.
Semua yang bersandar padaku hanya bersandar.
Singgah sementara lalu pergi sejauh yang tak dapat ku gapai.
Ada yang nyata hadir setiap hari di sini.
Kalau ada yang tidak terlihat matamu bukan berarti itu tidak terjadi.
Aku sangat yakin, kesempatan pun datang bagi mereka yang tidak sempurna.
Salah satunya bila tanpa pernah terlintas di benakku tiba-tiba kasih ini kau balas dengan bibirmu.
Kesadaranmu tidak melihatnya, bukan berarti itu tidak pernah terjadi.
Bahkan lebih berwarna dari semua yang pernah ku dapatkan.
Saat kamu jauh bermimpi di dalam duniamu untuk pencapaian gilamu itu, aku mencoba sesuatu yang lebih dari itu dengan menangisimu.
Ku sadari setiap hari aku meletakkan diriku sebagai pendengar kata-kata.
Tak ada satu pun ku masuki celah yang ada di sana.
Hanya tak ingin selesai dari situasi itu, karena saat kau membuatku seperti ini tidaklah terjadi setiap hari.
Meski keinginan selalu kerkata demikian.
Ku ingin bahagia terjadi karena dia sungguh terjadi begitu saja tanpa ada kebohongan, biarkan saja.
Seperti burung-burung yang bertengger di satu dahan, menunggu giliran untuk dapat makan.
Mereka hanya mengerti satu hal, kapan tiba saatnya gilirannya makan.
Itu naluri.
Seperti seorang asing di tanahnya sendiri.
Seolah menjawabku dengan mengatakan bahwa siapa pun boleh, asalkan bukan aku.
Dan, rasanya berbicara dengan kau aku pun sudah tidak tepat.
#citra_autisimo