-->
Anomali (56) Januari 2017 (31) Februari 2017 (25) Spesial (22) Humor (12) Liefde (12) Love Takes and Love Gives (11) Serba Serbi (7) Untitled (7) Pin-Pin-Bo (5) Opini (2) Kotak Sampah (1) Maret 2017 (1) Music (1) Penting! (1)
Showing posts with label Pin-Pin-Bo. Show all posts
Showing posts with label Pin-Pin-Bo. Show all posts

Monday, September 4, 2017

Yang Suka Menyendiri

Sekali ku lewatkan,  maka aku biarkan itu pergi.  
Aku menjawab apakah bagiku sikap. 

Dalam kesedihan selalu ada tawa buah canda.  
Aku menjawab apakah bagiku bahasa. 

Setiap kuntum bunga punya alasan untuk mekar.  
Aku menjawab apakah bagiku realita. 

Meski telah ku jawab,  ''aku lelah bila selalu rindu''.  
Apakah bagimu diriku ini? 
Penyesalanmu nanti sangatlah menyebalkan. 

Lalai,  lupa,  luput,  terpengaruh,  bingung,  takut,   dan apapun alasanmu nanti di akhir,  semuanya itu hanyalah kosong. 

Benci,  marah,  bahkan jijik,  dan apapun perkataanmu nanti di akhir,  semuanya itu buah hampa perbuatanmu sendiri. 

Jangan pernah kau berkata kehilangan,  sebab tak satu pun kesempatan kau jaga dengan baik. 
Jangan pernah kau berkata menyesal,  sebab tak pernah kau hargai dan sayangi kejujuran. 
Dan jangan pernah kau berani berkata sedih,  kecewa,  dan terpuruk,  sebab bila kesempurnaan yang kau tuntut,  hal itu hanya ada di dunia imajiner buatanmu yang penuh bualan. 
Ekspektasi selalu bertarung melawan realita,  dan hasilnya akan selalu kejam dan tegas. 
Batu yang keras tidak selalu harus dipecahkan,  aku memutuskan untuk memolesnya perlahan sampai dia punya kilau yang bisa menenangkan aku.

#citra_autisimo

Tuesday, August 29, 2017

Realita Negatif

Saat lidahmu bersuara membacakan apa yang tertulis di hati dan pikiranmu,  pastikan satu hal. 
Bacakan dengan lantang. 
Dengan berseru-seru. 
Supaya kaki dan tanganmu bergerak dalam sinergi. 
Agar setiap pasang mata dan telinga yang  menjadi saksi perbuatan itu dihapuskan keraguannya. 
Bila sedih yang melanda,  itu tanda bahwa aku makan terlalu rakus. 
Mulutku harus ditampar bertubi-tubi agar tidak menguasai makanan itu dan agar aku berbagi dengan yang lain. 
Rasa sedih dari perbuatanku karena harus mengajari setiap dari mereka bahwa kekuatan sejati adalah berbagi dan saling mendampingi. 
Bila suka yang singgah,  itu tanda bahwa aku bisa memeluk hangat serigala bulan yang aku sayang dan besarkan dengan tanganku.  Supaya tidak lagi ia tersakiti hatinya atas perbuatannya saat bulan merubah jari penyayangnya menjadi jari dengan kuku-kuku tajam. 
Melompat ke arah tumpukan batu yang tinggi dan merubuhkannya,  lalu mencabut kepalanya saat berkelahi dengannya. 
Setiap lisan,  setiap cerita,  setiap peristiwa dan segala bentuk keadaan manusia didatangkan dari mana? 
Di hari ini,  tidak semua pribadi mengenal dirinya. 
Pepesan kosong mulai mereka rendahkan,  karena mereka menggenggam kebenaran dunianya sendiri. 
Alangkah banyak dunia di dalam dunia ini... 
Dunia yang haus akan perhatian,  dunia drama isak tangis,  dunia kira-kira,  dunia tanpa hormat,  dan dunia yang memendam air mata. 
Dan dunia yang lainnya,  yang menjadi mahakaryamu itu. 
Dalam kesederhanaan aku hanya ingin mengatakan bahwa pemisah antara aku dan kamu adalah rasio dan rasa. 
#citra_autisimo

Sunday, August 27, 2017

Yang Membebaskan

"Bila saja boleh walau sejenak." 
Tidak ada yang bisa dijelajahi dari perkataan itu. 
Sudah sering aku menggantinya dengan setumpuk khayalan dan ide. 
Cerita pun dimulai.

Padang bunga yang luas,  bolehkah aku membaringkan tubuhku padamu? 
Sungai jernih yang bergemericik,  bolehkah air itu membasuh wajahku? 
Kicau burung-burung,  bolehkah aku ikut serta bersiul?
Ringan saja,  aku hanya ingin tahu dan merasakan. 

Selama ini aku hanya tidur di atas batu,  di tebing-tebing curam. 
Hanya menunggu rintik gerimis dan embun yang selalu mengelabui. 
Dan deru angin kencang itu,  yang selalu berisik. 
Ringan saja,  supaya kau tahu akan apa yang selalu aku rasakan. 

Wahai dewi malam pengganggu tidur...
Jangan terlalu ketus kepadaku. 
Berbicaralah,  sampaikan semua yang jadi tujuan. 
Jangan hanya mengirimkan petir. 
Aku terjaga semalaman seperti ini,  agar kita bisa berbicara dalam kedewasaan. 
Berucap kata yang baik,  agar kita tidak saling menyakiti. 
Sebelum aku tidur kembali. 

#citra_autisimo

Friday, August 25, 2017

Tentang Kehormatan

Nafsu manusia mampu memperbudak keadaan. 
Laki-laki seharusnya mengerti apa makna dari memahkotai perempuan dengan kehormatan. 
Bila keinginan itu muncul dari matamu atas paras-paras cantik,  maka diperbudaklah kau oleh rupa. 
Bila keinginan datang ke dalam pikiranmu bahwa keturunanmu akan baik dan molek,  maka diperbudaklah kau oleh tubuh. 
Bila keinginan muncul oleh kekayaan,  maka diperbudaklah kau oleh harta. 
Mengejar itu semua demi kepuasan,  dan hidup di dalamnya hanya untuk menjadi budak. 

Kehormatan tidak sepantasnya berjalan di lorong nafsu. 
Mereka yang tidak mengenal kesetiaan,  kejujuran,  dan tidak punya ketetapan hati akan dicampakkan ke tempat itu. 
Sebab mereka tidak mengasihi dirinya sendiri. 
Keinginan seperti inilah yang mengubur dirimu dengan beban-beban yang menyakiti. 

Aku membutuhkanmu. 
Bukan tentang "sebab kamu cantik",  aku tidak menyebutmu dengan sebutan cantik.
Bukan tentang "sebab kamu indah",  sesungguhnya aku tidak akan pernah tahu keindahan seperti apa dirimu itu. 
Kamu perlu sadar,  bahwa semua mawar punya duri. 
Semua cara dan rencana mungkin saja akan menemui kegagalan,  tetapi tidak demikian  dengan gairah. 
Mendapatkan gairahmu adalah kehormatan bagiku. 
Kamu harus mampu tertawa setiap hari,  harus selalu tenang melangkahkan kakimu,  haruslah jauh dari kesendirian. 
Dan melakukan itu untukmu adalah gairah bagiku.  
Aku butuh kamu percaya akan hal ini. 
Itu saja,  dan tancapkan duri-duri itu sesukamu  kepadaku beserta masa lalunya. 
Apa adanya saja. 

Bila kau sungguh perempuan mengertilah satu hal saja. 
Dunia tidak berputar mengitarimu,  aku yang melakukannya. 

#citra_autisimo

NOTE:
Menghormati,  menghargai,  dan mengasihi tidak pernah selesai lewat janji. 
Melakukannya di setiap waktu dan kesempatan dalam gairahlah yang menyelesaikannya.

Wednesday, August 23, 2017

Jauh Di Dalam Pelukan

Kali ini langit benar-benar kosong. 
Aku tahu yang sedang berkedip itu bintang. 
Aku tahu guratan-guratan itu adalah awan malam yang bergerak. 
Aku tahu benar akan apa yang sedang ku lihat.   Tetapi semuanya ku rasakan benar-benar kosong. 

Tidak terbayangkan olehmu apa yang disampaikannya kepadaku. 
Ia berpesan,  supaya aku memulainya kembali. 
Kakiku dituntun,  tangan ini digenggam,  dan pikiranku dibawa ke tujuan yang lebih baik. 
"Sadarlah,  bila kamu mencapai bulan malam ini,  sia-sia saja bagimu,  sebab ia tidak datang untukmu malam ini.",  ingatnya kepadaku. 

"Jawablah terlebih dahulu batinmu,  kamu belum pantas.", ingatnya kedua kali. 
Bagaimana bisa?,  bagaimana aku akan bisa  mencintai hal yang sama sekali tidak aku mengerti... 
Lalu sesudahnya pun aku merasakan takut apabila menjatuhkan pilihan kepada yang salah. 
Dan aku tetap melakukan cintaku dan harapan-harapanku. 

Semua yang memiliki tempat untuk pulang akan kembali pulang. 
Menceritakan perjalanannya,  menyimpan dan  mempercayakannya di sana. 
Sehingga tidak ada lagi persimpangan yang akan ditemuinya. 
Jauh di sana,  di dalam pelukan,  menyimpan banyak pertanyaan akan kenyataan. 

#citra_autisimo

Arsip

addThis

addThis