-->

Friday, December 2, 2016

"MEMAHALKAN HARGA EMAS" - Belajar Menilai Kenyataan

Logam mulia emas, sering dikisahkan menjadi target utama dari kampanye perluasan otoritas. (selesai disini).

Daya tarik logam yang satu ini luar biasa, dalam arti sesungguhnya.
Sampai-sampai kata emas disandingkan dengan beberapa kata, seperti; generasi, anak, suara, pesta, diam dan lainnya.
Tidak berhenti disana, sebagian orang mengungkapkan kekaguman pun dengan ungkapan sifat-sifat emas, seperti; berkilau, gemerlap, mulia, mewah, dan lainnya.

Sesungguhnya tanpa harus dipelajari apakah  sesungguhnya emas itu, manusia secara aklamasi tanpa berpikir detil setuju bahwa emas adalah salah satu lambang kekayaan.
Ini hanya sekelumit kulit luarnya saja.

Jika aklamasi tanpa berfikir untuk analogi emas yang disimbolkan dengan manusia diperbolehkan, maka tidak ada emas mana pun yang melekat ditubuhmu yang mengalahkan keemasan dirimu.

Kalau pun tidak diperbolehkan, dibantah dan dianggap percuma aklamasi semacam itu, tetap saja "percuma ya percuma".
Lagi-lagi ini tentang pola pikir, bukan pola sindir.

Bagian dari kenyataan yang harus dihadapi dan diakui bahwa ini ada. Ada dan melekat pada diri mana pun. Ada dan mengikat pada diri siapa pun dalam menghasilkan sifat mulia.
Kenyataan yang seperti kilau emas.
Yang didamba siapa pun pencari kemuliaan.

#citra_autisimo

No comments:

Post a Comment

Silahkan ketik komentar, kritik, atau saran anda di sini...

Arsip

addThis

addThis